Blog Yanti Gobel

Ilmu dan Amal Padu Mengabdi

Epidemi Penyakit Pada Musim Hujan

Sebagai negara tropis dengan suhu rata-rata 24-28 derajat celcius, wilayah Indonesia sangat rawan dengan jenis penyakit musiman. Karakteristik iklim tersebut membawa peluang terhadap suburnya berbagai vektor nyamuk dan hewan lainnya sebagai agen penular beberapa penyakit, utamanya penyakit menular. Perbedaan suhu siang dan malam sekitar 3-10 derajat celcius dapat berpengaruh terhadap tingginya populasi nyamuk berkembang biak secara cepat, kegiatan reproduksi meningkat, masa kematangan pendek, dan tingkat gigitan (biting rate) meningkat. Kenaikan 3 derajat celcius akan menyebabkan kejadian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk meningkat dua kali lipat lebih tinggi.
Musim di Indonesia terbagi dua yakni musim hujan dan musim kemarau, namun berdasarkan periodesasi dibagi tiga bulanan. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari sementara pada bulan Maret – Mei adalah musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan Juni hingga Agustus, sedangkan musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan terjadi September hingga November. Meski demikian, pada bulan April dan Mei masih kerap mendapati hujan masih turun karena terjadinya pergeseran puncak curah hujan selama sepuluh tahun terakhir.
Pada musim hujan, ada beragam penyakit yang sering menyerang masyarakat. Bila diidentifikasi, setidaknya ada empat macam penyakit yang penularannya berlangsung pada musim hujan, seperti penyakit DBD (demam berdarah dengue), demam tifoid (penyakit tivus), penyakit leptospirosis, dan flu burung. Penyakit DBD disebabkan oleh nyamuk aides aegypti, sedang demam tifoid ditularkan melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri. Adapun penyakit leptospirosis disebabkan disebabkan oleh bakteri Leptospira, sementara penyakit flu burung (Avian Influenza) disebabkan oleh virus influenza yang menular melalui ternak maupun manusia (zoonosis).
Guna meningkatkan pengetahuan tentang penyakit khas musim hujan kepada masyarakat agar mengantisipasi beragam penyakit dimaksud, setidaknya lembaga terkait dapat mengintensifkan kegiatan promosi kesehatan (promkes). Fokus promosi kesehatan setidaknya terkait dengan pengetahuan tentang penyebab munculnya penyakit khas pada musim hujan sehingga masyarakat dapat lebih antisipatif.
Seperti disebut diatas tentang jenis penyakit khas musim hujan, maka fokus antisipatif masyarakat pada kaitan media penyebaran penyakit. Pada penyakit DBD, host pada nyamuk sehingga pencegahannya melalui pembasmian nyamuk sejak dari jentik hingga nyamuk dewasa. Terkait dengan pencegahan penyakit DBD adalah pola hidup bersih, baik kebersihan dalam internal rumah maupun kebersihan lingkungan sekitar rumah dan kantor.
Demikian pula pada penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri salmonella thypi sebagai agen penyakit. Polanya, kuman masuk ke dalam lambung hingga ke usus dan berkembang biak didalamnya. Penyakit ini bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih, seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan mempertimbangkan kesehatan makanan yang dikonsumsi di sembarang tempat.
Sementara pada penyakit leptospirosis biasanya sering menyerang manusia pada saat terjadi bencana banjir. Media penularannya melalui genangan air yang tercemar urine binatang yang mengandung kuman, seperti binatang anjing, tikus, kuda, dan hewan ternak lainnya. Cara masuknya penyakit ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang terlalu lama terendam dalam genangan air sehingga pori-pori kulit akan membesar apalagi bila terdapat luka pada kulit.
Penyakit flu secara umum bisa dicegah dengan pola hidup sehat seperti rajin mencuci tangan, meminum banyak air putih dan mengonsumsi makanan mengandung Phytochemical. Rajin cuci tangan dianjurkan karena sebagian virus flu menyebar melalui kontak langsung dengan agen penyakit. Cuci tangan yang dianjurkan menggunakan air sabun atau air hangat yang terjamin kebersihannya. Bila tangan dirasa tidak steril, sebaiknya tidak menyentuh area wajah, seperti mulut, mata, dan hidung karena virus flu masuk melalui ketiga bagian wajah tersebut. Sementara anjuran minum air putih yang banyak karena air berfungsi mengangkat racun-racun yang terdapat didalam tubuh. Pada usia orang dewasa, minimal delapan gelas sehari masuk ke dalam tubuh. Terakhir, anjuran mengonsumsi makanan yang mengandung phytochemical yang terdapat pada buah dan sayur segar berwana hijau dan kuning gelap.
Kejadian diare merupakan khas musim hujan yang kerap terjadi, meski diare kadang disebut sebagai sindrom atau sebagai penyakit. Pencegahannya juga bisa dilakukan secara sederhana dengan pembiasaan cuci tangan dan kaki setelah bepergian, kenakan alas kaki saat bepergian dan menghindari mengonsumsi makanan pada sembarang tempat. Diare biasanya disebabkan oleh parasit cacing dan amuba yang biasanya terangkat ke permukaan tanah akibat luapan air saat hujan. Parasit menyebar melalui kulit, termasuk kulit kaki.
Pencegahan secara umum terhadap penyakit khas musim hujan adalah penerapan pola 3 M yakni Menguras, Menutup dan Menimbun. Pada kegiatan “Menguras”, misalnya menguras tempat penampungan air, bak mandi, pot bunga dan wadah lainnya yang menampung air; pada kegiatan “Menutup”, misalnya menutup rapat tempat penampungan air atau wadah lainnya yang mengandung air; sedang pada kegiatan “Menimbun” dengan maksud menyingkirkan barang-barang bekas yang tidak terpakai dan dapat menampung air.
Pencegahan yang relatif determinan terhadap setiap penyakit lintas musim adalah makan yang cukup sebanyak tiga kali sehari. Makan yang cukup dapat mencegah tubuh lemah dan rentan terkena penyakit apapun. Meski pada sebagian masyarakat belum menerapkan pola makan tiga kali sehari baik secara tradisi maupun karena faktor kemiskinan, dengan kondisi tanah yang subur seantero bumi nusantara memungkinkan bisa mengkonsumsi sayur dan buah yang cukup. Anjuran makan buah setidaknya dua kali sehari, sedang sayuran sebanyak tiga kali sehari ditambah segelas susu atau yogurt dalam sehari.
Vektor Nyamuk
Vector borne disease (penyakit yang disebabkan oleh vektor) seperti penyakit DBD, malaria, filariasis, chikungunya hingga Japanese Encephahlitis sangat terkait dengan perubahan iklim dan suhu yang tinggi. Demam berdarah adalah salah satu ancaman paling serius dan paling sering menyerang manusia.
Selama ini, penanganan pasien yang terpapar demam berdarah dengan pemeriksaan trombosit dianggap masih kurang cepat dan memerlukan waktu untuk itu. Sementara pasien yang terpapar harus ditangani cepat dan tepat karena kesalahan atau keterlambatan diagnosa dapat berimplikasi negatif. Bahkan bila tenaga ahli kurang terlatih dalam melakukan uji darah lengkap dapat menyebabkan kesalahan diagnosa. Penentuan diagnosa yang cepat dan tepat dapat memberikan kepastian kepada pasien akan jenis penyakit yang menyerangnya, demikian pula pada dokter dapat mengambil langkah yang tepat.
Sekarang ini telah diciptakan sebuah alat deteksi cepat dan akurat penyakit demam berdarah bernama Dengue Duo. Alat ini bermanfaat untuk keperluan Rapid Test (tes cepat) terhadap pasien yang diduga terserang penyakit demam berdarah. Dengan peningkatan suhu akibat global warming, saat ini terasa mendesak perlunya alat deteksi cepat demam berdarah karena sifatnya yang mengharuskan intervensi cepat agar tidak jatuh korban akibat demam berdarah secara massal.
Disamping perlunya kecepatan aspek pengobatan demam berdarah, aspek pencegahan jauh lebih tepat dilakukan. Pencegahan demam berdarah sangatlah mudah, baik pada diri individu maupun keluarga. Untuk mencegah nyamuk berkembang biak dan dapat menyerang sebuah keluarga, maka dibutuhkan sikap rajin membersihkan selokan rumah, wadah penampungan air utamanya air tadah hujan, serta aktif menyiangi kebun bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan untuk menghindari nyamuk berkembang biak. Sedang pada diri individu, ditumbuhkan sikap rajin menggunakan obat anti-nyamuk sebelum tidur untuk mengusir nyamuk.

(Artikel ini dimuat Harian Fajar Makassar, Senin, 25 Januari 2010. Penulis, Fatmah Afrianty Gobel, Ketua Prodi Kesmas FKM UMI, Makassar)
Contact Person: 0811449033/0856560015818

20 Maret 2010 Posted by | Uncategorized | , , | Tinggalkan komentar

Meneladani Pola Hidup Sehat ala Rasulullah

Salah satu sisi kehidupan yang patut diteladani dari pribadi Rasulullah adalah pola hidup sehat. Pendekatan yang digunakan Rasulullah adalah pola preventif yang sejalan dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat. “Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi Muhammad SAW.
Perihal kesehatan dan masalah penyakit telah disebutkan dalam Al Quran. Pada surah Yunus: 57 disebutkan, ”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).
Sehat ala Rasulullah
Berdasarkan sejarah hidup Rasulullah, tercatat hanya dua kali menderita sakit yakni setelah menerima wahyu pertama di Gua Hira. Saat itu tubuh Rasulullah mendadak demam karena mengalami ketakutan yang amat sangat. Sedang peristiwa sakit yang kedua Rasulullah pada saat menjelang meninggalnya. Fakta ini mengindikasikan bahwa Rasulullah memiliki ketahanan fisik yang luar biasa. Sementara kondisi alam di Jazirah Arab ketika itu sangat keras, tandus, panas di siang hari dan dingin di malam hari.
Dalam Shahih Bukhari, terdapat 80 hadits yang membicarakan masalah kesehatan pribadi Rasulullah. Belum lagi yang dibahas pada kitab Shahih lainnya seperti Shahih Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, dan Shahih Ahmad. Rasulullah dalam hidupnya sangat peduli pada kesehatan, baik kesehatan dirinya maupun kesehatan pada umatnya. Ajarannya pada aspek kesehatan menekankan pada pola pencegahan daripada pengobatan.
Ada dua pola hidup sehat yang menonjol dan relevan dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat yakni kesehatan individu dan masalah pengaturan gizi kesehatan. Pada aspek kesehatan individu, Rasulullah senantiasa menjaga kebersihan dirinya seperti rajin memotong kuku, mencuci dan memotong rambut serta menggosok gigi. Kegiatan memotong kuku dan rambut dilakukan setiap hari kamis atau hari jumat setiap pekan
Hal lainnya terkait dengan kesehatan individu Rasulullah adalah membatasi makanan didalam perut. Rasulullah menganjurkan umatnya agar menyediakan ruang di dalam perut untuk tiga hal yakni udara, air dan makanan. Ketiganya harus diisi secara seimbang masing-masing sekitar sepertiga isi perut. Sebagaimana Sabda Rasul: “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”.
Pada aspek pengendalian gizi, Rasulullah selalu menjaga makanan yang dikonsumsinya. Dalam hidupnya Rasulullah kerap mengonsumsi kurma baik kurma kering maupun kurma basah. Anjuran mengonsumsi kurma beberapa kali disebutkan dalam Al-Quran, seperti pada Surat Ar-Ra’du: 4, “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir” dan Surat Qaaf: 10, “Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.”
Menyangkut keajaiban kurma, Rasulullah bersabda sebagaimana diriwayatkan abu Daud dan Tirmidzi. Dari Anas r.a., “Rasulullah SAW. berbuka puasa sebelum shalat dengan memakan kurma segar, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, dan kalau tidak ada beliau meminum beberapa teguk air.”
Bila dilakukan penimbangan atas tujuh buah kurma (100 gram) yang diserukan dalam hadis, ternyata didalamnya mengandung gula (75,00 gram), air (22,50 gram), protein (2,50 gram), lemak (2,50 gram), serat selullosa (4,00 gram) serta vitamin A, B-1 dan B-2. Sedang kandungan mineral pada tujuh kurma masing-masing: Potasium (79 miligram), Tembaga (21 miligram), Belerang (65 miligram), Besi (5 miligram), Magnesium (65 miligram), Mangan (2 miligram), Kalsium (65 miligram) dan Fosfor (72 gram). Intinya, 100 gram (7 kurma) dapat memberikan lebih dari 350 energi bagi tubuh manusia.
Para ahli kesehatan juga sepakat mengungkapkan adanya asam amino pada kurma, seperti glutathione sebagai antioksidan. Setelah diteliti secara ilmiah, kurma memiliki semua unsur makanan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, mineral, gula dan vitamin.
Seorang dokter muslim bernama Muhammad An_nasami dalam bukunya “Ath-Thibb an-Nabawy wal ‘Ilmil Hadis” (Pengobatan Ala Nabi dan Ilmu Modern) mengatakan secara kedokteran, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan makanan dan minuman yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan jabang bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa sistolennya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Dan kedua unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula dalam ruthab sangat mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh.
Pola Hidup
Pola hidup sehat ala Rasulullah berpusat pada pengendalian gizi/makanan. Makanan yang masuk ke mulut Rasulullah terseleksi secara ketat, baik kehalalannya maupun kebaikannya. Ukuran kehalalan menyangkut cara mendapatkannya secara halal (legal) dan berkaitan dengan urusan akhirat. Sedangkan kebaikan (thayyib) berkaitan dengan urusan duniawi berupa makanan yang bergizi untuk dikonsumsi. Makanan yang kerap dikonsumsi Rasul adalah madu untuk membersihkan pencernaan. Sebagaimana hadits Nabi, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yakni madu dan Al Quran” (HR Ibnu Majah dan Hakim).
Pola hidup sehat lainnya ala Rasulullah adalah berhenti makan sebelum kenyang dan tidak makan sebelum lapar. Rasulullah sangat peduli atas kandungan perut yang terdiri atas zat padat, zat cair dan zat gas. Hadis nabi berbunyi, ”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Mengatur pola tidur adalah kunci hidup sehat ala Rasulullah yakni cepat tidur malam hari dan cepat bangun pada dinihari. Biasanya Rasulullah tidur selepas Shalat Isya untuk kemudian bangun paa sepertiga malam untuk shalat lail. Lamanya waktu tidur tidak melebihi kebutuhan, demikian pula pada saat ingin tidur tidak menahannya. Cara tidur Rasulullah memiringkan tubuh kearah kanan sambil berzikir hingga matanya terasa berat dan akhirnya tertidur. Kadang badan Rasulullah dimiringkan ke kiri sebentar, lalu kembali miring ke sebelah kanan. Model tidur seperti ini sangat baik untuk kesehatan karena merupakan posisi yang pas dengan lambung sehingga makanan mengendap secara proporsional. Ketika beralih ke sebelah kiri sebentar maka proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung (Al Jauziyyah 2004). Ketika bangun tidur, Rasulullah langsung bersiwak (sikat gigi), lalu berwudhu dan shalat.
Tuntutan Rasulullah dalam pola hidup sehat adalah kebiasaannya menjalankan puasa sunnah diluar bulan Ramadhan. Beberapa puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah adalah puasapaa hari senin dan kamis, puasa enam bulan pada bulan Syawal, dan sebagainya. Berpuasa adalah tameng sederhana dan efektif bagi diri pribadi agar terhindar dari berbagai macam penyakit jasmani dan rohani. Pada sisi kesehatan jasmani, berpuasa dapat menjaga organ tubuh dan stamina tubuh agar tetap berenergi serta sarana pembersihan racun (detoksifikasi) secara total dalam tubuh.
Pola hidup Rasulullah yang terkait dengan kesehatan, sebagian besar bersifat preventif. Karena itu, anjuran bersuci, berkhitan, dan senyum semuanya bertendensi pada kesehatan individu yang bermuara para umat Muslim yang sehat jasmani dan rohani.
(Artikel ini Harian Fajar Makassar, Kamis, 25 Februari 2009.
Penulis, Fatmah Afrianty Gobel,Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat, FKM UMI Makassar)

20 Maret 2010 Posted by | Uncategorized | , , | Tinggalkan komentar