Ancaman Penyakit Jelang Lebaran
Bulan Ramadhan adalah bulan yang menyehatkan. Puasa merupakan metode detoksifikasi dan penyembuhan paling tua dalam sejarah pengobatan manusia. Namun jelang lebaran dan pasca Ramadhan, perilaku hidup manusia tiba-tiba berubah menjadi tidak sehat seperti kebanyakan mengonsumsi makanan berlemak, bersantan dan pemanis. Paling tragis adalah bahan makanan yang tidak steril dari ancaman bahan kimiawi yang berbahaya bagi tubuh manusia sehingga mengancam kesehatan dalam jangka panjang.
Bahan kimiawi yang paling sering dijumpai institusi pemerintah pengawas makanan (BPOM) adalah Formalin. Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% – 40%.
Jenis bahan makanan yang sering diberi formalin adalah tahu, ikan, bakso, dan mie. Ciri-ciri tahu yang berformalin adalah tidak rusak jika disimpan sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius), bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, tekstur tahu terlampau keras, namun tidak padat, ada bau menyengat yang berbau formalin. Demikian pula pada tempe berformalin tidak mudah rusak sampai lima hari jika disimpan pada suhu kamar (25 derajat Celsius), teksturnya sangat kenyal dan ada aroma bau menyengat ketika dimasak. Sementara pada mie berformalin kelihatan lebih mengkilap dibandingkan mie normal dan tidak lengket, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius) serta ada bau menyengat formalin. Sedangkan pada ikan warna insang merah tua bukan merah segar, warna daging ikan putih bersih, tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius), tidak dirubung lalat dan berbau formalin yang menyengat hidung.
Sifat formalin sangat mudah larut dalam air sehingga bila dicampurkan dengan ikan maka formalin dengan mudah terserap oleh daging ikan. Kemudian, formalin akan mengeluarkan (dehydrating) isi sel daging ikan, dan menggantikannya dengan formaldehid yang lebih kaku. Hasilnya, bentuk ikan mampu bertahan dalam waktu yang lama serta daging ikan tidak akan mengalami pembusukan karena formalin mampu membunuh mikroba.
Banyak produsen makanan yang menggunakan formalin demi mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan kesehatan konsumennya. Harga yang relatif murah dibanding bahan pengawet lain serta mudah didapat dan mudah digunakan membuat produsen makanan memilih formalin. Apalagi formalin dapat membentuk tampilan bahan makanan yang bagus dan teksturnya menjadi kenyal seperti bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie dan daging ayam.
Dampak Terhadap Kesehatan
Formalin adalah bahan berbahaya yang bersifat karsinogenik yang merupakan salah satu bahan untuk pengawet mayat. Saat ini belum dapat diketahui seberapa besar kadar konsentrat formalin yang digunakan dalam suatu makanan. Dampak formalin dalam makanan yang dikonsumsi baru akan dirasakan dalam jangka waktu panjang yang menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit kanker dan penyakit berbahaya lainnya. Formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Jadi, sesungguhnya formalin adalah racun yang sangat berbahaya bagi manusia apabila dijadikan bahan tambahan makanan. Konsentrasi tinggi racun formalin yang terkonsumsi akan mempengaruhi kerja syaraf manusia.
Meski MUI telah mengharamkan dan melarang keras penggunaan formalin untuk mengawetkan makanan karena dapat menyebabkan kesakitan hingga kematian, penyalahgunaan formalin pada makanan tidak berhenti dilakukan beberapa oknum pedagang makanan. MUI telah menjabarkan tiga jenis makanan yang haram dikonsumsi, yakni makanan yang memang haram (seperti daging babi dan daging yang penyembelihannya tanpa menyebut nama Allah), makanan yang mengandung najis, dan makanan yang menyebabkan mudharat. Makanan yang mengandung formalin masuk kategori haram karena bisa menimbulkan kemudharatan, seperti penyakit hingga kematian. Formalin sendiri tidaklah haram selama tidak digunakan untuk mengawetkan makanan. Formalin banyak dimanfaatkan dalam bidang industri kayu lapis dan tekstil. Formalin juga sering digunakan untuk penyemprotan kandang ternak unggas karena kemampuan desinfektannya.
Penggunaan formalin sudah berlangsung sejak lama diberbagai wilayah kota (supermarket atau hypermarket) dan desa (pasar tradisional) tetapi selalu luput dari pantauan penggunaannya oleh pemerintah. Keterbatasan aparat pemerintah bidang pengawasan makanan menyebabkan penggunaan formalin tidak terkontrol. Kontrol dari pemerintah atas peredaran zat berbahaya tersebut bisa berupa larangan peredaran barang agar tidak dijual bebas. Sekalipun pemerintah telah melarang penggunaannya, tetapi ketiadaan sanksi yang tegas dan jerat hukum bagi pelaku penyalahgunaan menyebabkan penyalahgunaan formalin tetap terjadi dimana-mana. Sebenarnya negara kita telah memiliki perangkat peraturan perundang-undangan yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan seperti Undang-Undang No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999, namun tumpul dalam penegakannya.
Sebuah penelitian mengidentifikasi beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan sebagai berikut: jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru; Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit seperti terbakar; Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan; Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Efek formalin bagi kesehatan dalam jangka pendek dapat menimbulkan muntah darah, diare bercampur darah, kencing darah, dan menimbulkan kematian apabila mengonsumsi formalin dalam dosis tinggi. Formalin dalam dosis tinggi dapat mengiritasi lambung. Hal ini dapat terjadi pada seseorang yang tidak sengaja meminum formalin atau seseorang yang hendak bunuh diri dengan menenggak formalin. Sedangkan efek dalam jangka waktu panjang adalah penyakit kanker. Meski kanker baru terjadi dalam jangka waktu lama, tetapi penyakit ini sangat menyiksa dan mengakibatkan kematian. Akibat mengonsumsi makanan mengandung formalin yang mengakibatkan keracunan formalin kronis, penyebab kanker.
Guna mengurangi dampak negatif penyalahgunaan formalin dan zat berbahaya lainnya pada konsumen kesehatan, maka pihak pemerintah perlu secara rutin melakukan pengawasan terhadap peredaran formalin dengan melakukan pengecekan secara rutin sasaran penjualan distributor bahan kimia tersebut. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah diharapkan dapat menekan praktek penyalahgunaan formalin.
Pemerintah juga perlu melakukan edukasi publik terus menerus kepada masyarakat agar sikap kritis muncul pada sebagian besar masyarakat sehingga bisa bertindak secara mandiri dalam memilih makanan sehat. Masyarakat perlu dijadikan target sosialisasi tentang fungsi dan dampak dari formalin yang banyak beredar di pasar. Apabila masyarakat mengerti ciri-ciri makanan berformalin maka dapat mengambil keputusan sendiri dengan cara menghindari membeli dan mengkonsumsi makanan berformalin.
Masyarakat pun diharapkan bertindak proaktif dengan cara melaporkan setiap makanan berformalin yang ditemukannya kepada pihak berwenang. Dengan cara seperti itu, masyarakat membantu pemerintah dan aparat hukum dalam memberantas penyalahgunaan formalin untuk makanan dan bahan makanan. Apabila masyarakat dapat bertindak pro-aktif, maka makanan yang tersaji diatas meja makan kita pada saat lebaran nanti dapat terbebas dari formalin.
4 September 2011 Posted by yantigobel | Uncategorized | Ancaman Penyakit, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Fatmah Afrianty Gobel, FKM UMI Makassar | Tinggalkan komentar
About
Saya berprofesi sebagai dosen kesehatan masyarakat pada sebuah perguruan tinggi ternama di Makassar. Bisa dihubungi via email: yantigobel@yahoo.com
Blog Stats
- 116.792 hits
Laman
September 2011 S S R K J S M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Arsip
- Oktober 2013
- September 2013
- Februari 2013
- Mei 2012
- Januari 2012
- Desember 2011
- November 2011
- Oktober 2011
- September 2011
- Agustus 2011
- Juli 2011
- Juni 2011
- Mei 2011
- April 2011
- Maret 2011
- Februari 2011
- Januari 2011
- Desember 2010
- November 2010
- Oktober 2010
- Agustus 2010
- Juli 2010
- Juni 2010
- Mei 2010
- April 2010
- Maret 2010
- Februari 2010
- Januari 2010
- Desember 2009
- November 2009
- Oktober 2009
- September 2009
- Agustus 2009
- Juli 2009
- Juni 2009
- Mei 2009
- April 2009
- Maret 2009
- Februari 2009
Blogroll
Meta
-
Tulisan Terakhir
- Asuransi Bumiputera 1912 Asuransi Kesehatan Bantuan Operasional Kesehatan BOK Budaya Hidup Sehat DInas Kesehatan Sulawesi Selatan Endang Rahayu Sedyaningsih Epidemiologi Bencana Epidemiologi Kesehatan Darurat Epidemiologi Penyakit Epidemiologi Penyakit Malaria Fatmah Afrianty Gobel Fatmah Afrianty Gobel. FKM UMI Makassar Fenomena Kesehatan Masyarakat Fenomena Ponari FKM UMI Makassar Gaya Hidup Modern Gaya Hidup Sehat Hari AIDS Se-Dunia Hari Susu Nasional Kampanye AIDS Kawasan Timur Indonesia KDRT Kebijakan Kesehatan Kebijakan Perempuan Kekerasan Perempuan Kementerian Kesehatan Kemiskinan Perempuan Kesehatan Anak Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Reproduksi Khitan Perempuan Kinerja Bidang Kesehatan Kinerja SBY Komisi Ombudsman Kongres Nasional Jaringan Epidemiologi Nasional Letusan Gunung Sinabung Mario Teguh Masyarakat Epidemiologi Indonesia Menteri Kesehatan Merdeka dari Rasa Sakit Pandemi Flu Babi Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan di Pulau Kecil Pemain Sepakbola Peduli AIDS Pembangunan Kesehatan Penanggulangan HIV/AIDS Pengurus IAKMI Sulsel Penyakit AIDS Penyakit Hati Penyakit Kanker Payudara Penyakit Mematikan Kaum Wanita Peraih Nobel Perda AIDS Perilaku Seksual Remaja Pola Hidup Rasulullah Prof.Dr. Najib Bustan MPH Program 100 Hari Menkes Program Kesehatan Gratis Sulawesi Selatan Ragam Penyakit Akibat Abu Vulkanik Merapi RPP Tembakau RUU Pengendalian Rokok RUU Pengendalian Tembakau Sehat Berpuasa Sensus Kesehatan Sensus Penduduk Sumpah Pemuda Swine Flu Teror Gas Elpiji Video Mesum Virus Hati Virus HIV Wanita Perokok WHO
Kategori
Kategori
Member of
Komentar Terbaru
Zahra Zannah Rodiyah pada Senyum, Kunci Hidup Sehat Dan… pulzzahut pada Epidemiologi Penyakit Malaria… islmiah idris pada Tsunami Jepang dan Epidemiolog… sarjito pada Epidemiologi Penyakit Malaria… nildaahmad pada Pelayanan Kesehatan di Pulau K… Klik tertinggi
- Tidak ada
Tulisan Teratas
- Virus Korona Bikin Merana
- Pengetahuan Dasar Fisiologi Manusia
- Bahaya Laten Zat Cathinone
- Pentingnya Ilmu Psikologi Dalam Kesehatan
- Menimbang RUU Kesetaraan Gender
- Relevansi Teori Keperawatan Pada Perawatan Pasien TB
- Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas
- Kota-Kota Sehat Di Indonesia
- Menjaga Kebersihan Daging Kurban
- KLB Keracunan Gorontalo dan Epidemiologi Kesehatan Darurat
-
Arsip
- Oktober 2013 (1)
- September 2013 (1)
- Februari 2013 (1)
- Mei 2012 (2)
- Januari 2012 (1)
- Desember 2011 (2)
- November 2011 (2)
- Oktober 2011 (2)
- September 2011 (1)
- Agustus 2011 (2)
- Juli 2011 (2)
- Juni 2011 (2)
-
Kategori
-
RSS
Entries RSS
Comments RSS